trendingtopic.co.id – JAKARTA, Investor.id – Harga dan pasokan minyak murah program pemerintah, Minyakita, tak kunjung stabil memasuki Maret 2023. Hal ini mendorong Development of Economics and Finance (Indef) mengkritik Kementerian Perdagangan (Kemendag).
Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad mengatakan, pada Januari 2023, Mendag Zulkifli Hasan menyatakan Minyakita akan mulai membanjiri pasar mulai Februari.
Bahkan, Kemendag sudah meminta produsen untuk menambah suplai Minyakita sebanyak 150% dari 300 ribu ton menjadi 450 ribu ton per bulan. Dengan demikian stok dan harga bisa normal, khususnya menjelang Ramadhan dan Lebaran.Namun, ungkap dia, upaya Kemendag tersebut belum membuahkan hasil. Nyatanya, di berbagai pasar di Indonesia pasokan Minyakita belum stabil dan cenderung sulit ditemukan. Bahkan, harga Minyakita melebihi harga eceran tertinggi (HET) Rp 14.000 per liter atau Rp 15.500 per kg.
Tauhid menilai bahwa Kemendag tak mampu menetapkan regulasi yang tepat untuk memaksa produsen memenuhi permintaan pasar. “Saya kira masalahnya adalah regulasi. Regulasi tidak menyebutkan berapa persentase dari produksi minyak goreng satu perusahaan dijadikan sebagai Minyakita,” kata Tauhid kepada B-Universe, Rabu (1/3/2023).Di sisi lain, Tauhid memahami faktor-faktor yang membuat pasokan Minyakita tak kunjung stabil, yaitu suplai. Karena, kualitas Minyakita tidak jauh berbeda dengan minyak goreng premium. Otomatis, produsen lebih memilih untuk memproduksi minyak goreng premium dengan harga jual lebih tinggi.
“Ini bergeser, minyak premium mengalami penurunan. Minyakita permintaannya tinggi. Sementara, kalau kita lihat dari para pelaku usaha, kalau dia migrasi dari minyak goreng premium ke minyak goreng keuntungannya lebih kecil,” tutur Tauhid.